MENYUSUI SETELAH SESAR
Sumber; ayahbunda.com
Dikolaborasi dengan pengalaman pribadi
T: Saya akan melahirkan sesar. Apakah saya bisa memberi ASI langsung dan kapan saya bisa turun dari tempat tidur dan berjalan?
J: ASI bisa segera diberikan karena bila kondisi ibu dan bayi memungkinkan, maka akan dilakukan inisiasi menyusu dini (IMD). Setelah efek anestesi hilang, ibu akan bisa segera menyusui bayinya. Biasanya, 24 jam setelah melahirkan sesar ibu sudah bisa turun dari tempat tidur dan berjalan.
Dr. Caroline Hutomo, SpOG
*mulai oprasi ketika sudah pembukaan 2 (alhamdulillah sesuai yg diikhtiarkan dokter obgyn & kami tuk meminimalisir dampak negativ dari sesar, yaitu melahirkan bayi sebelum waktunya) pada jam 10 pagi, dapat jadwal paling pertama sebelum memasuki pembukaan 4 yg konon katanya sangat memberikan sensasi yg subhanallah di area pinggang yg sangat membahayakan buat ibu penderita HNP seperti saya. Oprasi berlangsung 30menitan, kemudian ketika waktu zuhur dari ruang oprasi ke ruang pemulihan dari obat bius. Pada waktu asar alhamdulillah saya sadar dari bius kemudian dipindahkan ke ruang rawat inap (krn kelas 1 & VIP penuh saya dititipkan ke kelas 2 sampai kelas 1 atau VIP ada yg kosong).
Alhamdulillah sebelum magrib kami sudah bisa dipertemukan dgn bayi shena dan ba'da magrib kami bisa pindah ke ruang inap kelas 1. Keesokan pagi harinya saya sudah bisa berjalan melihat bayi shena dimassage & dimandikan (kyaknta efek bius masi ada jadi gak sakit2 amat).
OPERASI SESAR TERENCANA
Sumber; ayahbunda.com
Prosedur pertolongan pertama, bonding dengan bunda dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), adalah tiga hal yang paling dibutuhkan bayi setelah kelahirannya. Bahkan ibu pun membutuhkan hal itu, sebab pemberian ASI sesegera mungkin akan membantu memunculkan kontraksi rahim sehingga mencegah terjadinya perdarahan abnormal, dan adanya bonding dengan bayi memudahkan ibu beradaptasi dengan peran baru. Namun pada persalinan sesar, banyak ibu khawatir tidak bisa melakukan IMD dan tidak bisa lekas bonding dengan bayi.
Pada operasi sesar dengan bius total, ibu mendapat anastesi narkose sehingga beberapa jam pascasesar tetap dalam kondisi kurang sadar baik apatis (kurang respon terhadap sekeliling, tidak ada kontak mata dan tidak fokus), somnolen (sangat mudah mengantuk dan tidur terus menerus) atau sopor (tidak sadar atau tidur berkepanjangan). Hal ini dapat menyulitkan IMD dan bonding.
*sejak keluar dari ruang oprasi mau dibawa ke ruang pemulihan obat bius sekuat tenaga saya gak mau tertidur (hawatir gak bisa bangun lagi kaya mimpi sebelom saya dioprasi). Jadi slama dikeluarkan dari ruang oprasi sampai saya benar2 sadar, saya terus mengucapkan kalimat2 toyibah..meneteskan air mata..dan ngobrol ngalor ngidul sama suami & keluarga (katanya sih obrolan saya kacau tapi saya sadar dengan ucapan2an saya).
Sampai saya kehausan tenggorokan terasa kaya tercekik karena masi puasa sejak jam 10malam sebelum oprasi (sudah 12jam lebih puasa) ditambah saya gak mau tidur walau sudah dipaksa2 tidur & diem..tapi saya gak mau biar saya gk tertidur jadi ya harus banyak bicara..
Biarlah haus dahaga terasa di tenggorokan ni sampai alergi batuk saya muncul lagi membuat dahak kental yg sangat menyesakan di dada..yang penting saya gak mau tertidur atau bahkan gak bangun lagi sebelum saya memeluk bayi saya.. Dahulu pemikiran & pinta saya pada Nya berikan saya kesempatan tuk memeluk erat, mendekap mesra & menatap manja bayi yg selama ni hidup di rahim saya & menghidupi kehidupan kami..
Pascaoperasi sesar ibu mengalami nyeri di perut sehingga sulit IMD.
Bayi yang dilahirkan secara sesar memiliki awal yang lebih berat. Apalagi jika operasi sesar dilakukan 1-2 minggu lebih awal dari masa kelahirannya. Bayi juga lahir tidak dengan usahanya sendiri, namun dipaksa keluar dari perut ibu. Hal ini dapat menyebabkan bayi membutuhkan perawatan intensif di Neonatus Intensive Care Unit (NICU) sehingga tidak bisa IMD dan bonding dengan ibu.
*saat tiba di ruang perawatan, suster mengingatkan agar saya banyak bergerak biar jaitan nya bagus gak timbul keloid..karena katanya gerakan kita akan menipiskan keloid yg muncul akibat jaitan..klo qta malas gerak akan terjadi penumpukan yg disebut keloid. Dan saya ingat pesan dr.obgyn saya yg 'galak' tapi kami sayang beliau... Yg berpesan "biar pun kamu & bayi kamu gak bisa langsung IMD.. Kamu masi bisa menjalankan rangkaian ASI ekslusif asal kamu bener2 niat!!!! gak cengeng... Saya gak mau denger keluhan Aduuuhh sakiiitt... Gak enak.. Gak kuat...!!! Kalo emang mau ASI bertekad.. Setelah sadar walau bius sudah hilang harus langsung & tetep kasi ASI.."
Daaaaaaannn...
Teroreroreeettttt....
Setelah shena mendarat di ruangan saya langsung minta shena tuk tidur di samping saya..lalu saya langsung memiringkan badan ke kiri mengeluarkan payudara dengan satu tangan haaappp...
Langsung dilahap payudara saya yg entah sudah ada ASI nya apa belum..
Liat bayi saya ngenyot dengan lahapnya padahal ASI nya belum keluar adeeeemmmm.... Baaaangeetttt...
Suster2 nya langsung bilang.. "Lohhh kok udah bisa miring gitu...udah lama ya dioprasinya..ni pasien yg baru keluar dari ruang pemulihan kan??? Kok udah bisa miring emang gak sakit???"
Spontan saya bilang, "kata dr.dwi suruh segera nyusuin..jangan cengeng"
Lalu saya melanjutkan romantika diamor dengan bayi saya..
Rencanakan Sesar Anda
Diagnosa awal sesar sebenarnya dapat diketahui sejak sedini mungkin, paling tidak sejak trimester ketiga kehamilan, misalnya karena panggul ibu sempit sehingga tidak bisa dilewati kepala bayi, ibu menderita plasenta previa yang menutup jalan lahir, posisi bayi sungsang, bayi kembar dua atau lebih, ibu menderita penyakit infeksi pada jalan lahir yang dapat menulari bayi, dan sebagainya.
Hanya saja, memang, ada dokter kandungan yang bersikap optimistis, sehingga pada kasus-kasus yang memungkinkan masih bisa bersalin alami, dokter ingin menunggu sampai hari H, bahkan hingga detik-detik terakhir, untuk memutuskan sesar atau tidak.
*niiihhh... Dokter dwi rasyanti banget... Yg optimis banget agar saya lahir dengan normal..walau sudah da surat rekomendasi dari dr.eva (spesialis syaraf klo saya diduga HNP jadi harus sesar bius total)..
Setelah memasuki usia 9bulan saya menyampaikan ke dr.tyas (dr.obgyn slama saya hamil) kalau saya mengalami sakit di pinggang hingga menyebabkan saya lumpuh (kaku gk bisa menggerakan bagian tubuh lain nya).. Yg sejak thn 2007 sampai sekarang masi sering kambuh. Udah diperiksa di beberapa dokter di berbeda rumah sakit hasil nya batu ginjal (sudah pengobatan n bersih batu nya tapi masi kambuh jg) & skoliosis (mau terapi setelah nikah tapi udah keburu hamil).
Yang bisa Anda lakukan:
1. Ketahui apa yang akan terjadi. Manakala dokter menyatakan ada indikasi bersalin sesar, segera cari informasi apa yang terjadi, baik dari dokter yang bersangkutan, second opinion dari dokter lain, maupun dari berbagai referensi. Dari sini Anda bisa mempertimbangkan seberapa besar peluang sesar, apakah bisa dihindari atau memang musti dihadapi dan direncanakan.
*Dr.tyas yang dikenal sangat hati2 & gak sotoy semena2 kasi vonis & tindakan medis memberi rujukan ke dr.eva (jelas sekali dr.tyas langsung merujuk nama dokternya bukan bagian nya, yg kami anggap dr.tyas merujuk kami ke dr.spesialis rekomendasi beliau yg beliau nilai sangat cakap & kompeten di bidangnya, krn dr.tyas udah sering kasi rujukuan ke dr.spesialis bagian lain slama saya hamil ketika saya mengalami keluhan (kulit & paru2) yg dengan jiwa kesatria nya beliau mengakui hal tersebut diluar kemampuan dr.tyas tapi cuman bilang "coba ke dr.spesialis kulit & pulmo ya.." Beliau gak pernah merujukan nama dokternya.
Setelah kami berhasil ikhtiar ke dr.eva di RS.Puri cinere kami pun dapat rujukan tuk melakukan sesar bius total. Kemudian setelah melahirkan baru dilakukan tindakan medis oleh dr.eva.
Dokter dwi pun menimbang2 risk & benefit yg akan saya alami dengan proses normal (hawatir di pembukaan 4 ke atas rasa sakit yg dirasakan oleh saya berlipat2 dari ibu non HNP rasakan jadi sangat beresiko untuk ibu & bayi karena sang ibu bisa gak kuat untuk mengeluarkan bayi di tengah2 perjuangan..dan bisa dipastikan kalau berhasil bayi nya dikeluarkan sang ibu bisa lumpuh atau meninggal dunia).
Kalau pun sesar dr.dwi sangat menyayangkan krn banyak keuntungan2 dari persalinan normal yg tdk didapatkan oleh bayi sesar.
2. Lakukan pembicaraan awal dengan pihak klinik sejak minggu ke-30 dan 33. Kumpulkan semua pertanyaan penting yang ingin Anda ketahui jawabannya, misalnya berapa biaya sesar, bagaimana prosedur tindakannya, anastesi apa yang digunakan dan bagaimana efeknya, apa yang terjadi pada bayi, apakah bisa IMD, apakah bisa rawat gabung, dan berapa lama perawatan pascasesar di rumah sakit. Lakukan juga survey ruang operasi agar tidak asing.
*setelah ada indikasi sesar, kami langsung survey ke bagian informasi rawat inap tuk biaya dan bagian bpjs tuk meminta prosedur yg harus dilalui kami. Konsuktasi ke perawat & dr.obgyn Proses sesar dengan bpjs (cek lab & tindakan persiapan menuju sesar seperti infus zat besi dan konsumsi buah bit tuk menaikan HB agar bisa oprasi tanpa tranfusi darah). Konsultasi anastesi ke dr.obgyn meminta bius lokal & menanyakan knp harus total, krn kalau lokal sakit dipinggang saat dibius bisa memberikan rasa sakit yg berlebih dari ibu yg non HNP dan ada resiko bius nya bocor lari ke organ penting lain, karena syaraf yg kejepit kemungkinan ada yg robek jadi bisa bocor obat bius nya. kemudian saya Konsultasi ke dr.anestesi tuk cek kondisi tubuh & menanyakan hal yg sama dgn yg ditanyakan di dr.obgyn. jawaban dr.anestesi pun serupa dengan dr.obgyn.
Efeknya kalau saya bius total gak bisa langsung IMD dan bayi nya lebih lama di NICU karena bayi kemungkinan kena pengaruh bius jadi harus dikasi stimulasi pada bayi agar kembali normal jadi agak lama untuk memberikan IMD pada bayi.
Walau Di RS.Haji ada ruang rawat bayi tapi mewajibkan tuk rawat gabung supaya program ASI ekslusif lancar jaya.
Perawatan di RS.tergantung rekomendasi dr.obgyn. survey sikon ruang oprasi saya tanya2 sama teman2 yg pernah melakukan oprasi sesar, sehingga saya bisa prepare sikon mental saya saat memasuki ruang oprasi (pas nunggu mau masuk alhamdulillah karena pasien pertama jadi sendirian ajah nunggu di ruangan sebelum masuk kamar bedah bersama suami..ketawa ketiwi..bermesraan.. Padahal mah masing2 diantara kami udah deg2an gerogi banget...pas mau masuk saya & suami berkaca2 seraya merelakan apapun yg terjadi iklaskan..kemudian masuk ke meja oprasi udah deh merem..ajah jangan melek tutup kuping biar gak jiper dan mempersiapkan diri tuk menahan rasa dingin yg teramat sangat)
3. Sampaikan kekhawatiran Anda, misalnya takut dibius, takut nyeri, masih kurang yakin ingin disesar dan lain-lain. Jika mungkin, minta pihak rumah sakit untuk menunggu terjadinya kontraksi karena Anda ingin berusaha bersalin spontan. Umumnya rumah sakit tidak menyukai inisiatif ini, karena operasi sesar yang terencana itu lebih praktis, singkat dan lebih mahal biayanya. Tapi pada akhirnya, semua kembali pada hak pasien dan rumah sakit harus fokus pada Anda dan proses persalinan.
*karena parno saya jadi sering banget menanyakan apakah ada kemungkinan kalau nanti pengaruh bius nya hilang ketika saya masi dalam kondisi masi dioprasi dan gimana kalau saya bisa merasakan sakit pdahal mulut & tubuh saya gak bisa memeritaukan pda dokter. Hehehehhe kata dr.dwi saya kebanyakan nonton pelem & dengerin gosip2 gak bermutu.. Saya pun disuruh banyak baca buku ilmiah ketimbang dengerin omongan orang yg cuman katanya-katanya.
4. Memilih pendamping persalinan seorang bidan adalah ide bagus jika sesar tak bisa ditawar. Bidan memiliki keahlian medis untuk memastikan Anda dan bayi tetap bisa IMD, bayi tetap mendapat kolostrum pada hari-hari pertama, ASI bisa keluar sehingga bayi tidak mendapat susu formula, hingga memastikan terjadinya bonding ibu dengan bayi dalam situasi tersulit sekali pun. Bidan umumnya juga memiliki lobi yang baik dengan rumah sakit manakala terjadi “konflik” antara kebijakan rumah sakit dengan keinginan Anda.
*gak menggunakan metode ini. Karena udah fix bius total.
5. Namun, persiapkan juga suami untuk mendampingi Anda menjalani sesar dan pascasesar. Suami sebaiknya mengambil cuti kerja seminggu untuk membantu masa pemulihan Anda.
*yang awalnya memilih RS.haji karena biar deket sama kantor suami jadi bisa absen trus izin ke jaga saya ke RS.Haji lagi eehhh... Suami kagak tega tuk ninggalin saya buat pergi absen (karena suamu yg bopong saya ke toilet & membersihkan saya, soalnya saya sendiri ajah gak kuat liat darah dan luka jaitannya so akhirnya doi ambil cuti tahunan dadakan..doi pasrah mau di acc atau tidak sama pimpinannya sing penting ada keterangannya klo doi jagain saya di RS..hemhh sayangnya di kantor doi cuti alasan penting krn istri melahirkan gak berlaku seperti di kantor saya)
Hore, Tetap ASI Eksklusif!
• Minta anastesi lokal saja sehingga mati rasa hanya di pinggul ke bawah. Dengan begitu Anda tetap sadar pascasesar dan bisa IMD atau memeluk bayi.
*gak bisaa...sudah dijelaskan alasannya di atas.. Menurut beberapa artikel IMD masih bisa untuk bersalin bius total, krn kolostrum diisap bayi pada hisapan pertama.
• Ketahui penyebab nyeri dan minta penawarnya. Misalnya, nyeri perut terjadi akibat ada luka bekas sayatan, pemasangan kateter meski tak nyaman tetapi membantu Anda BAK sehingga tidak terjadi retensi kandung kemih, kembung terjadi sebelum bisa buang gas spontan. Mintalah penawar nyeri baik obat, teknik pernapasan atau mengubah posisi.
*obat nyeri yg diresepkan dr.obgyn yg tidak ditanggung BPJS. Oiya sssssstttt...
Hari ke2 setelah bersalin obat bius nya sudah total hilang dan rasanyaaa..... Subhanallah......dahsyat nyeri kram perut & luka jaitannya..
Akhirnya saya pun minta tolong mamah belii obat cina (lupa namanya) sebanyak 6butir buat 2hari. 3tablet/hari. Alhamdulillah setelah keluar gumpalan darah kotornya ploooong rasa kram perutnya..tinggal sensasi jaitannya saja yg masi senut2 nyet nyet tan...hehehhee..
Tapi alhamdulillah 2minggu stelah oprasi udah kembali lincah kembali..
• Sesuaikan aktivitas breastcare, menyusui atau memerah ASI dengan kondisi post-op. Anda bisa berbaring miring setelah 2 jam post op, duduk di hari yang sama, bangun dari tempat tidur setelah 24 jam, dan pulang ke rumah setelah 5-7 hari, jika semua lancar.
*alhamdulillah all done!!!
• Perah ASI dan berikan lewat pipet atao sonde jika bayi mengalami kesulitan adaptasi pernapasan sehingga musti dirawat di NICU
*alhamdulillah tidak melalui masa ini
Bonding Kedekatan adalah yang paling dibutuhkan oleh seorang ibu dan bayi setelah kelahirannya. Kata bonding yang memiliki arti “ikatan”, musti dikembangkan oleh orang tua pada bayinya yang baru lahir. Untuk itu dibutuhkan kontak yang tak terganggu dan tak berhambat, tepat setelah proses melahirkan.
Jika Anda bersalin sesar, tetaplah mengusahakan kontak kulit dengan bayi dengan cara memeluknya. Frekuensi detak jantung Anda akan menenangkan bayi. Begitu dipeluk, tubuh bayi akan memproduksi “hormon cinta” oksitosin yang mengubah sistem pencernaan bayi, sehingga bahan makanan yang masuk ke tubuhnya dapat dicerna dengan baik, sehingga berguna bagi perkembangan berat badan.
Bagi bunda, skin to skin contact dengan bayi akan mengurangi stres, menurunkan tekanan darah, merilis hormon oksitosin yang membantu produksi ASI, merilis hormon endorfin yang mengurangi rasa sakit dan memunculkan eforia luar biasa. Seketika ibu akan merasa senang dan kompeten untuk menerima bayinya, sehingga bonding membuat menyusui menjadi lebih mudah.
Masalahnya, mungkinkah menciptakan bonding di ruang operasi yang dingin, silau, berisik, dan bau obat? Bagaimana dengan efek obat bius, rasa sakit dan ketidaknyamanan yang ibu alami? Ini semua dapat membuat bonding tertunda hingga berjam-jam, bahkan berhari-hari.
*alhamdulillah hanya berjam jam saja...dan inshaAllah akan melunasi hutang bonding saya pada bayi shena dengan selalu didekatnya & memperhatikan setiap tumbuh kembangnya secara langsung..
No comments:
Post a Comment